Jumat, 29 Agustus 2014

Harga BBM Naik Tanpa Menaikkan



Pemerintahan baru Jokowi JK saat ini dihantui oleh persoalan BBM di mana alokasi anggaran sangat membatasi ketersediaan BBM sedangkan konsumsi BBM tidak bisa dibatasi dikarenakan BBM merupakan salah satu kebutuhan dasar baik untuk mobilitas sosial maupun perdagangan barang dan jasa. Bila anggaran dan subsidi BBM masih tetap seperti sekarang ini maka diperkirakan pada bulan November 2014 anggaran untuk BBM akan habis. Sedangkan solusi jangka menengah dan jangka panjang berupa pengembangan energi alternatif masih membutuhkan persiapan dan waktu. Tentu ini tidak bisa menyelesaikan masalah saat ini.

Salah satu solusi jangka pendek yang telah dijalankan adalah pembatasan distribusi BBM ke SPBU dan penghapusan distribusi BBM di DKI Jakarta.

Pembatasan distribusi BBM ke SPBU akan menghemat konsumsi BBM. Juga akan membuat ketersediaan BBM mungkin bisa bertahan sampai akhir tahun 2014. Namun di sisi lain, terbatasnya distribusi BBM membuat kepanikan konsumen yang menyebabkan antrian panjang di hampir semua SPBU. Tentu ini akan berpengaruh besar terhadap ongkos produksi dan kelancaran transportasi barang dan jasa.

Memang dilematis. Meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat membuat daya belinya ikut meningkat dan mampu membeli kenderaan, paling tidak dengan cara cicilan. Hal ini membawa konsekuensi meningkatnya kebutuhan akan BBM oleh kenderaan. Di sisi lain, meningkatnya konsumsi BBM tidak diimbangi dengan kemampuan produksi minyak nasional sehingga kebutuhan BBM dalam negeri harus dipenuhi dengan impor. Dari sini kondisi ini menyedot anggaran negara untuk subsidi BBM.