Dengan maraknya pemakaian HP pada hampir di semua strata kehidupan
maka dampak lingkungan dari HP itu sendiri berupa baterai rusak yang termasuk
kategori sampah elektronik menjadi tidak bisa dihindari, terutama pada HP
berkualitas rendah yang rata-rata dimiliki oleh sebagian besar rakyat kecil
seperti tukang beca atau buruh lepas.
HP merupakan terobosan mutakhir yang pada mulanya merupakan barang
mewah yang hanya bisa dipergunakan oleh kalangan berduit. Namun kini HP sudah
menjadi barang pasaran yang bisa diperoleh dengan mudah oleh semua lapisan
masyarakat. Bahkan masyarakat kelas paling bawahpun sudah memiliki HP. Dengan
modal 200 ribu orang sudah bisa memiliki HP baru. Bahkan dengan modal 50 ribu –
100 ribu orang sudah bisa memiliki HP, tapi HP bekas yang biasa disebut HP
second.
Rakyat kecil memakai HP berkualitas rendah juga dalam
pengoperasiannya tidak melek teknologi terutama pada saat mencharge baterai HP.
Begitu kekuatan baterai melemah maka orang langsung mencharge HPnya tanpa
memperdulikan kapan baterainya penuh. Malah sebagian lagi mencharge HPnya
menjelang tidur dan baru melepas chargenya dari HP setelah bangun pagi.
Baterai HP, sebagaimana sifat baterai pada umumnya, harus diputus
dengan listrik apabila proses charging sudah selesai. Bila baterai sudah terisi
100 % namun charging terus berlangsung maka baterai akan mudah rusak. Hal ini
tidak disadari oleh sebagian besar pengguna HP terutama rakyat kecil yang belum
melek teknologi. Tingginya laju kerusakan baterai akibat ketidaktepatan penggunaan
charging mengakibatkan seringnya HP berganti baterai. Bila dihitung-hitung maka
harga total biaya pembelian baterai berulang kali malah sudah melebihi harga HP
itu sendiri, terutama bagi yang memakai HP berharga murah. Selain merupakan
pemborosan, tentu ini akan sangat mengganggu ekonomi rakyat kecil. Pergantian
baterai bisa memakain biaya bervariasi antara 20 ribu sampai 500 ribu. Selain
pemborosan maka ini juga merugikan lingkungan hidup karena baterai sebagai
sampah elektronik akan sulit diurai oleh alam. Justru akan mencemari lingkungan
hidup sekitarnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi teknologi oleh seluruh
produsen HP sedunia agar membuat alarm baterai penuh di mana seorang pengguna
HP ketika mencharge HPnya sudah selesai maka alarm HPnya berbunyi dan alarm
takkan berhenti sampai listrik charge dicabut. Hal ini di samping untuk
menghemat energi listrik, juga membuat baterai lebih panjang umur dan menghemat
pengeluaran akibat gonta-ganti baterai. Juga untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup dengan memperlambat laju produksi sampah baterai sebagai
sampah elektronik.
Teknologi ini seharusnya tidak begitu sulit. Dan teknologi ini bisa
diterapkan pada pemakaian baterai di bidang lain seperti Laptop.
Selain alarm baterai penuh, bisa juga didesain teknologi putus
listrik otomatis di mana apabila proses charging baterai telah selesai dan
baterai telah terisi 100 % maka listrik otomatis terputus. Penerapan ini sangat
berguna pada lampu emergency pada rumah tangga di daerah yang sering byar pet
listriknya. Bila teknologi putus listrik otomatis ini bisa didesain maka lampu
emergency bisa disambungkan terus menerus dengan listrik tanpa harus khawatir
baterainya cepat rusak sehingga bila terjadi gangguan listrik atau listrik mati
maka lampu emergency langsung bisa berfungsi menerangi malam dan bila listrik
sudah menyala maka baterai akan charging kembali.
Salam reformasi.
Rahmad Daulay
10 desember 2013.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar