Senin, 24 Desember 2018

Perbaikan Tata Kelola Seleksi Terbuka Jabatan ASN

Beberapa waktu yang lalu saya disibukkan dengan mengikuti Seleksi Terbuka Jabatan Tinggi Pratama untuk tingkat kabupaten. Jabatan tinggi pratama untuk 9 jabatan setingkat kepala dinas. Seleksi ini juga dikenal dengan Lelang Jabatan.

Sambil menjalani seleksi saya berpikir tentang tiga komponen penting dari proses seleksi tersebut yaitu panitia seleksi, peserta seleksi dan metode seleksi. Dari ketiga komponen tersebut cukup banyak yang perlu penyempurnaan demi maksimalnya tujuan seleksi.

Dimulai dari pembentukan panitia seleksi. Kepala Daerah membentuk panitia seleksi yang beranggotakan unsur luar pemerintah daerah lebih banyak dari unsur dalam pemerintah daerah. Panitia Seleksi menyusun persyaratan dan jadwal tahapan pelaksanaan seleksi serta mengumumkannya lewat papan pengumuman resmi dan website pemerintah daerah. Pada tahapan pengumuman seleksi ini perlu perbaikan agar pengumuman bisa diakses secara luas. Dalam hal ini kementerian PAN RB perlu memfasilitasi pemusatan informasi seleksi jabatan dengan membuat sistem informasi online terpadu di mana seluruh informasi dan tahapan proses pelaksanaan seleksi terbuka jabatan pemerintahan pusat dan daerah bisa dikumpulkan dalam satu website sebagai bagian dari website kemenPAN RB. Hal ini perlu dilakukan mengingat banyak ASN pemerintah pusat maupun daerah yang ingin mengadu nasib dan ingin berkarir di luar instansinya. Apalagi pada era otonomi daerah seperti sekarang ini di mana jenjang karir dan jabatan tidak memiliki pola promosi jabatan yang terpadu antara pusat dan daerah sehingga bagi para ASN maka seleksi terbuka jabatan menjadi daya tarik tersendiri untuk mencoba mengadu nasib dengan mengikuti seleksi terbuka jabatan di luar instansinya.


Dari segi persyaratan administrasi baik materi maupun metode penyampaian berkas sebaiknya dibuat standar nasional dan disampaikan secara online oleh peserta dan diterima oleh Panitia Seleksi juga secara online baik pemberkasan maupun melakukan penilaian administrasi. Demikian juga penyampaian hasil psikotest oleh tim psikolog walaupun pelaksanaan psikotest dilaksanakan secara manual namun hasil psokotest perlu diupload secara online ke dalam sistem informasi agar tercipta database peserta seleksi sehingga bisa menghemat waktu maupun biaya mengingat hasil psikotest bisa dipakai oleh semua instansi pusat dan daerah terhadap peserta yang sama.

Demikian juga dalam penyampaian makalah juga perlu dilakukan secara online agar semua makalah yang dibuat oleh peserta seleksi bisa terarsip dengan baik. Sedangkan presentasi makalah dan tanya jawab hanya bisa dilakukan secara langsung namun hasil penilaian juga perlu diupload secara online pada sistem informasi.

Secara umum sistem informasi pelaksanaan seleksi jabatan merupakan terobosan baru menyerupai terobosan tender proyek online pada sistem pengadaan secara elektronik yang dikembangkan oleh LKPP.

Seleksi terbuka jabatan ini diharapkan bisa memaksimalkan kinerja pemerintahan pusat maupun daerah di mana pimpinan instansi maupun kepala daerah memperoleh calon pejabat pusat dan daerah yang berkualitas dan terlepas dari unsur KKN dan lobying serta kekerabatan. Model seleksi ini juga membuka ruang dan kesempatan antar instansi baik itu antar kementerian, antar daerah maupun antara kementerian dengan daerah. Tidak adanya pola promosi jabatan yang baku antara pemerintah pusat dan daerah membuat terjadinya penumpukan ASN bergolongan tinggi tanpa bisa menyalurkan minat dan bakatnya di berbagai instansi. Dengan adanya seleksi terbuka jabatan ini maka banyak ASN bisa mencoba keberuntungan dengan mengikuti seleksi di luar instansinya. Dengan dibuatnya sistem informasi seleksi jabatan terpadu pda satu website pada kemenPAN RB maka bisa menghemat waktu dan tenaga mengingat apabila tanpa pemusatan informasi maka ASN yang ingin mengikuti seleksi di luar instansinya harus mencari informasi secara manual maupun mengakses semua website pemeriontahan yang demikian banyaknya sehingga tidak efisien. Belum lagi untuk pendaftaran dan tahapan lainnya peserta dari luar instansi harus bolak balik sehingga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, terutama dari luar daerah apalagi luar pulau.

Pemusatan sistem informasi seleksi terbuka jabatan ini juga akan memudahkan bagi KemenPAN RB maupun APIP untuk melakukan audit dan evaluasi terhadap pelaksnaaan seleksi terbuka jabatan di seluruh instansi pemerintahan pusat dan daerah. Juga berguna untuk distribusdi ASN dan membuka peluang seperti tour of duty yang dilakukan lembaga TNI/Polri.

Dalam kenyataannya masih banyak ditemukan sikaf pesimistis dari beberapa rekan ASN tentang ojektifitas dari seleksi terbuka jabatan tersebut. Mengingat banyaknya proses yang dilakukan secara manual. Apalagi seleksi terbuka ini sifatnya hanya untuk mencari 3 peserta terbaik dan pada akhirnya pejabat terpilih nantinya ada di kewenangan pimpinan maupun kepala daerah untuk memilih mana yang akan dipilihnya untuk menjadi pejabat di bawahnya. Sikap pesimistis ini diharapkan bisa berkurang manakala pola seleksi terbuka jabatan ini bisa dibuat secara terpadu dan online serta mengurangi terjadinya tatap muka yang tidak diperlukan.

Mudah-mudahan dengan usulan sistem informasi seleksi jabatan terpadu online ini bisa membantu mewujudkan pemerintahan yang efektif dan efisien serta bebas KKN dalam menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Salam reformasi.

Rahmad Daulay

24 Desember 2018.


  *   *   *.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar