Rabu, 13 Mei 2020

Harapan Besar Pada Terapi Plasma Konvalesen

(Materi yang sama dimuat pada www.birokratmenulis.org pada link http://birokratmenulis.org/harapan-besar-pada-terapi-plasma-konvalesen/).

Wabah pandemi covid-19 telah meluluhlantakkan seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Kita hampir kehilangan seluruh aspek sosial yang kita miliki. Teknologi transportasi antar wilayah hampir tak bisa dipergunakan. Wabah yang berawal dari kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada Januari 2020 dengan korban 3 orang tewas setelah menderita pneumonia yang disebabkan oleh virus corona. Dalam waktu yang tidak terlalu lama covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Adapun negara yang paling banyak terpapar covid-19 adalah Amerika Serikat, spanyol, Italia, Prancis dan Jerman. Sampai dengan Selasa 12 Mei 2020 telah terkonfirmasi kasus covid-19 sebanyak 4.245.003 kasus. Pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.521.899 dan yang meninggal sebanyak 286.653 orang. Di Indonesia sendiri sampai dengan selasa 12 Mei 2020 kasus positif covid-19 telah mencapai 14.749 orang, yang dinyatakan sembuh sebanyak 3.063 orang dan yang meninggal sebanyak 1.007 orang. Belum ada tanda-tanda akan terjadi pengurangan yang signifikan.

Di banyak negara telah dilakukan lockdown dan telah memberikan hasil penurunan kasus namun ketika lockdown dilonggarkan ternyata jumlah pasien positif covid-19 meningkat lagi. Di Indonesia sendiri telah diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di beberapa kota dan provinsi seperti DKI Jakarta, Sumatra Barat, daerah Jabodetabek, Jawa Barat, Pekan Baru, Makassar, Tangerang Selatan, Tegal dan kota lainnya. PSBB ini di satu sisi bisa mengurangi penyebaran covid-19 secara signifikan namun secara ekonomi berdampak pada kehidupan masyarakat dikarenakan sebagian besar mata pencaharian justru berinteraksi dengan orang banyak. Sedangkan bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah sebesar Rp. 600 ribu perorang perbulan di samping tidak memenuhi standar hidup yang apabila dibagi perhari hanya Rp. 20 ribu, juga sangat menguras keuangan negara walau telah dilakukan realokasi dan refocussing anggaran negara dan anggaran daerah serta anggaran desa. Menjelang berakhirnya masa tanggap darurat bencana covid-19 pada tanggal 29 Mei 2019 belum ada tanda-tanda yang menggembirakan tentang kemungkinan berakhirnya pandemi covid-19. Justru yang terlihat adanya koordinasi yang tidak sinkron baik antar lembaga negara maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan banyaknya kebijakan peraturan yang membuat masyarakat menjadi bingung.  Belum lagi faktor stress yang dialami oleh petugas medis dan petugas keamanan akibat lemahnya kesadaran masyarakat. Yang lebih berbahaya lagi adalah pasien yang berbohong yang bisa membuat terancam seluruh tenaga medis yang menanganinya dan telah terjadi di beberapa tempat.

Berawal dari usulan dr Theresia Monica R, Sp.AN, KIC, Msi ahli genetika dan biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha tentang terapi plasma konvalesen untuk mengobati pasien positif covid-19. Setelah mendapat persetujuan langsung dari Presiden Jokowi maka RSPAD Gatot Subroto dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di bawah Kemristek melakukan penelitian tentang terapi plasma konvalesen. Ada harapan besar tertumpu pada terapi plasma konvaelesen ini. Terapi plasma konvalesen berupa pemberian plasma dari donor pasien covid-19 yang telah sembuh kepada pasien yang masih positif covid-19. Antibodi yang terkandung dalam plasma tersebut diberikan kepada pasien covid-19. Secara alami tubuh akan menghasilkan antibodi setiap kali tubuh diserang mikroorganisme seperti virus. Antibodi yang terdapat pada plasma darah pasien covid-19 yang sudah sembuh akan membantu pasien untuk mengatasi virus corona yang menyerangnya. Jenis terapi ini sebelumnya sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit akibat virus lainnya seperti flu spanyol, SARS dan virus ebola. Untuk saat ini terapi masih dalam skala terbatas yaitu pada pasien kondisi berat dan kondisi kritis. Pemberian terapi dianjurkan diberikan lebih awal untuk meningkatkan harapan kesembuhan pasien. Bila pasien sudah menunjukkan gejala sesak nafas agar segera diberikan terapi plasma konvalesen. Di samping untuk pengobatan pasien juga untuk lebih menghemat biaya dan waktu perawatan. Prosesnya relatif mudah dan cepat, sama seperti transfusi darah.


Pada saat ini pengujian masih dalam skala terbatas yaitu pada pasien kondisi berat di RSPAD Gatot Subroto dan RSCM. Kita sangat berharap akan keberhasilan dari pengujian skala terbatas ini. Apabila pengujian skala terbatas ini memberikan hasil yang baik dan sesuai harapan maka kemungkinan besar pengujian akan dilakukan dalam skala yang lebih luas. Skala yang lebih luas ini kita harapkan bisa diterapkan pada semua RSU rujukan covid-19. Dan apabila pengujian skala yang lebih luas ini memberikan hasil yang baik dan sesuai harapan maka kita harapkan penerapannya bisa dilakukan di seluruh RSU di seluruh Indonesia baik pada RSU Pemerintah maupun swasta. Saat ini pasien sembuh covid-19 sudah mencapai 3.000 orang dan kita harapkan sebagian besar dari mereka bisa menjadi donor plasma konvalesen. Kita juga mengharapkan nantinya penerapan terapi plasma konvalesen tidak hanya kepada pasien berat covid-19 tapi juga bisa diberikan kepada pasien covid-19 yang sedang atau ringan. Untuk jangka panjang bisa menghasilkan vaksin yang bisa diberikan sedini mungkin kepada semua orang.

Tentunya keberhasilan penerapan terapi plasma konvalesen ini harus mendapat dukungan semua pihak terutama pihak perusahaan dan industri karena nantinya penerapan dalam skala yang lebih luas akan membutuhkan biaya yang sangat banyak. Bantuan dari perusahaan dan industri ini juga nanti hasilnya akan mereka manfaatkan juga karena dengan keberhasilan terapi plasma konvaklesen maka wabah pandemi covid-19 bisa segera berakhir dengan jumlah pasien sembuh bisa tumbuh secara eksponensial mengimbangi pertumbuhan pasien terjangkit covid-19, perusahaan dan industri bisa beroperasi seperti semula. Kita juga mengharapkan seluruh instansi bidang kesehatan bisa bahu membahu dan bisa menghilangkan ego sektoral yang seringkali muncul dan menghambat keberhasilan kerjasama tim. Dukungan penuh Presiden tentunya harus menjadi jaminan utama akan keberhasilan penerapan terapi plasma konvalesen dalam mengatasi wabah pandemi covid-19. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kita sudah bisa hidup normal kembali.

Semoga.

Rahmad Daulay

13 Mei 2020.

  *   *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar