Pada bulan agustus ini persiapan seleksi penerimaan calon PNS
(CPNS) pusat dan daerah akan kembali digelar. Ini merupakan kabar gembira bagi
saudara-saudara kita yang sedang mencari pekerjaan dan berminat menjadi PNS
walaupun kehidupan sebagai PNS sekarang ini sedang menjadi bulan-bulan penegak
hukum dan pemberantasan korupsi. Penerimaan CPNS ini memakai pola pertumbuhan
minus dalam hal jumlah keseluruhan PNS dalam artian jumlah PNS yg akan diterima
lebih kecil dari total jumlah PNS yang pensiun tahun ini namun tak bisa
dinafikan bahwa pada sektor tertentu dan pada wilayah tertentu ternyata
mengalami kekurangan PNS. Hal paling krusial adalah di sektor pendidikan dan
kesehatan. Bila dilihat dari data kondisi guru persekolah seIndonesia akan
terlihat bahwa sekolah pedesaan terutama SD sangat kekurangan guru. Demikian
juga dari data tenaga kesehatan perpuskesmas seIndonesia juga mengalami
kekurangan tenaga kesehatan di pedesaan. Sedangkan di perkotaan tenaga
pendidikan dan kesehatan justru berlebih. Salah satu sebabnya adalah rekrutmen
CPNS yang sangat terbuka di mana semua orang dari seluruh wilayah Indonesia yang
memenuhi syarat berhak untuk mengikuti seleksi CPNS baik dari latar belakang
pendidikan dan latar belakang asal tempat tinggal. Dalam banyak hal sering
terjadi orang dari perkotaan dan dari perguruan tinggi perkotaan serta sudah
terbiasa hidup dalam alam perkotaan ternyata berhasil lulus seleksi CPNS di
kabupaten. Dan dalam penempatan tugasnya ditempatkan di pedesaan. Secara
psikologis ini akan menjadi masalah. Dan terbukti setelah menjalani tugas
sekian tahun maka secara perlahan para PNS dari perkotaan yang bertugas di
pedesaan mengurus pindah dengan berbagai alasan terutama alasan keluarga. Harus
diakui bahwa alasan keluarga dan tempat tinggal merupakan alasan yang alami.
Harus ada skenario positif untuk menjadikan seleksi CPNS
mengakomodir pemerataan pendidikan dan kesehatan terutama untuk daerah pedesaan
dan pedalaman. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan mewajibkan semua
seleksi CPNS bidang pendidikan dan kesehatan untuk mencantumkan sekolah dan
puskesmas yang memiliki lowongan CPNS dan yang akan dilamar. Selama ini seleksi
CPNS hanya mencantumkan lowongan jumlah sarjana tertentu untuk bidang pekerjaan
tertentu dan setelah lulus CPNS terjadi penempatan kerja yang tidak sesuai
kebutuhan. Maka untuk selanjutnya seharusnya mencantumkan instansi sekolah dan
puskesmas yang membutuhkan dan memiliki lowongan staf. Misalnya puskesmas
kecamatan A atau SD negeri B desa C kecamatan D sehingga bagi pelamar yang
tidak berminat untuk puskesmas dan sekolah pedalaman dan pedesaan tidak perlu
melamar pada posisi tersebut. Tentu hal ini akan memberi kesempatan yang luas
kepada pelamar asal pedesaan dan pedalaman untuk bersaing dalam seleksi dan
punya peluang besar untuk betah bekerja di pedesaan mengingat mereka memang
berasal dari pedesaan walaupun mengenyam pendidikan di perkotaan.
Selain rekrutmen CPNS, salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan
tenaga pendidikan dan kesehatan pedesaan adalah dengan memberi kesempatan
kepada para PNS yang telah memasuki masa pensiun tapi masih sehat dan produktif
walaupun berasal dari latar belakang pendidikan nonkependidikan untuk menjadi
tenaga pengajar atau tenaga kesehatan dengan memberi perpanjangan masa pensiun
beberapa tahun sesuai kemampuannya. Misalnya seorang sarjana sosial tentu bisa
mengajar mata pelajaran IPS dll.
Hal di atas lebih realistis daripada memaksakan pemindahan PNS
senior dari kota ke desa walaupun dipayungi oleh sebuah surat keputusan bersama
beberapa menteri. Hal ini hanya indah di atas kertas namun sulit diwujudkan
secara sosial.
Salam reformasi.
Rahmad Daulay
14 agustus 2013.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar