Selasa, 24 September 2013

Pendidikan Nonformal Berlalu Lintas


Kondisi keadaan perlalulintasan sudah sangat mengkhawatirkan. Kecelakaan demi kecelakaan terjadi berulang kali. Dan tragisnya sebagian pelaku kecelakaan adalah anak di bawah umur. Dari segi izin mengemudi maka bisa dipastikan bahwa anak di bawah umur belum memiliki surat izin mengemudi. Sedangkan orang dewasa yang memiliki SIM saja belum tentu bisa berkendara dengan baik dan benar, konon lagi para anak di bawah umur.

Banyak analisis yang bisa dijadikan dasar dalam mengatasi kecelakaan berlalu lintas yang dilakukan oleh anak di bawah umur. Salah satunya adalah dengan premberlakuan jam malam dan pemberlakuan jam belajar. Boleh – boleh saja ini diterapkan namun kembali kita akan dihadapkan pada keterbatasan sumber daya dalam melakukan pengawasan jam malam dan jam belajar tersebut. Banyaknya jumlah pelajar, sebaran sekolah dan tempat tinggal dan banyaknya aktifitas keseharian menjadikan sumber daya pengawasan menjadi tidak seimbang dengan yang diawasi. Demikian pula pemberlakuan larangan berkendara kepada anak di bawah umur. Kendala sumber daya pengawasan menjadi masalah utama.

Bagaimanapun juga berkendara adalah sudah menjadi kebutuhan hidup baik pada orang dewasa maupun bagi yang masih di bawah umur. Transportasi publik belum bisa menjawab mobilitas pemenuhan kebutuhan hidup. Berkendara adalah solusi kehidupan. Pembatasan penggunaan kenderaan bagi yang di bawah umur tidak efektif secara praktek. Harus dipikirkan bagaimana agar tingkat kecelakaan berlalu lintas bagi anak di bawah umur bisa diminimalisir.


Dengan tidak bermaksud melegalkan anak di bawah umur untuk berkendara maka perlu kiranya dikaji untuk meningkatkan keterampilan berkendara pada anak di bawah umur terutama kepada para siswa sekolah menengah umum sederajad mengingat seusia mereka adalah usia menjelang dewasa dan godaan serta kebutuhan berkendara kepada mereka sudah sangat penting. Walaupun mereka belum memiliki izin mengemudi namun bila keterampilan berkendara sudah mahir maka pencegahan kecelakaan berlalu lintas bisa dilakukan. Adapun sarana untuk meningkatkan kemahiran berlalu lintas tersebut adalah pendidikan nonformal yaitu di sekolah melalui kegiatan ektrakurikuler seperti pramuka, penjaga keamanan sekolah dan usaha kesehatan sekolah. Kegiatan ektrakurikuler ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana menanamkan kemahiran dan disiplin berlalu lintas dengan bekerjasama dengan pihak polisi lalu lintas sebagai instrukturnya.

Salam reformasi.

Rahmad Daulay

24 september 2013.


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar