Sebentar
lagi anak sekolah akan menikmati liburan pasca ujian akhir semester dan pasca
pengumuman kenaikan kelas. Liburan kenaikan kelas lebih lama waktu liburnya
dibanding liburan semester ganjil. Sebagian besar anak sekolah akan menikmati
liburan penjang dengan berrekreasi atau berdarmawisata ke tempat pariwisata
atau pergi ke tempat sanak saudara di kampung atau kota lainnya.
Pariwisata
masih menjadi tujuan utama liburan. Pariwisata masih identik dengan perhotelan.
Bisnis perhotelan sangat mengandalkan liburan baik liburan singkat sabtu minggu
atau liburan panjang seperti liburan sekolah atau hari besar.
Manajemen
perhotelan biasanya menerapkan tarif harian di mana ada penjadwalan chek in dan
chek out pada jam-jam tertentu. Penjadwalan ini terutama untuk memudahkan
pelayanan hotel dan memudahkan pembukuan serta memudahkan penentuan jumlah
kamar yang telah terisi dan jumlah kamar yang masih kosong.
Pada
prakteknya kedatangan tamu hotel tidak terfokus pada jam tertentu. Waktu kedatangan
akan bersifat acak, bisa berdekatan dengan jadwal check in check out, bisa
tengah malam, bisa tengah hari atau kapan saja. Bagi yang memiliki tingkat
ekonomi yang mencukupi maka kapan saja check in tidak ada masalah. Namun bagi
yang bertingkat ekonomi menengah ke bawah maka jam kedatangan ke hotel akan
menjadi masalah tersendiri. Apabila kedatangan di hotel beberapa jam sebelum
jadwal check in check out maka tamu tersebut akan rela menunggu beberapa jam di
loby demi menghemat pengeluaran tarif harian mengingat apabila langsung check
in akan terkena biaya 1 hari walaupun efektifnya Cuma 2 atau 3 jam saja. Demikian
juga bila tamu yang paspasan tersebut berniat check out pada beberapa jam
setelah jadwal check out maka tamu tersebut akan buru-buru bersiap-siap keluar
kamar mengejar waktu sebelum jadwal check out demi menghemat pengeluaran karena
bila terlambat maka biaya akan bertamabah 1 hari.
Oleh
karenq itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antara manajemen hotel dengan
konsumen di mana tarif hotel dibuat berdasarkan jumlah jam pemakaian. Artinya
kapanpun tamu check in maka di saat itu dimulai perhitungan jam pemakaian. Jadwal
check in dan check out dihapuskan saja dan diganti dengan model total jam
pemakaian. Jadi tarif pemakaian tidak terikat pada per24jam lagi tapi terikat
pada berapa jam pemakaian seperti 28 jam atau 50 jam misalnya.
Dengan
demikian maka tidak akan terlihat lagi pemandangan tamu transit di loby atau
kantin dengan tas besar menunggu jadwal check in check out. Dan layananpun bisa
maksimal untuk mendukung dunia pariwisata.
Salam
reformasi
Rahmad
Daulay
5
juni 2014.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar