Kamis, 05 Juni 2014

Wisata dan Perhotelan



Sebentar lagi anak sekolah akan menikmati liburan pasca ujian akhir semester dan pasca pengumuman kenaikan kelas. Liburan kenaikan kelas lebih lama waktu liburnya dibanding liburan semester ganjil. Sebagian besar anak sekolah akan menikmati liburan penjang dengan berrekreasi atau berdarmawisata ke tempat pariwisata atau pergi ke tempat sanak saudara di kampung atau kota lainnya. 

Pariwisata masih menjadi tujuan utama liburan. Pariwisata masih identik dengan perhotelan. Bisnis perhotelan sangat mengandalkan liburan baik liburan singkat sabtu minggu atau liburan panjang seperti liburan sekolah atau hari besar. 

Manajemen perhotelan biasanya menerapkan tarif harian di mana ada penjadwalan chek in dan chek out pada jam-jam tertentu. Penjadwalan ini terutama untuk memudahkan pelayanan hotel dan memudahkan pembukuan serta memudahkan penentuan jumlah kamar yang telah terisi dan jumlah kamar yang masih kosong.


Pada prakteknya kedatangan tamu hotel tidak terfokus pada jam tertentu. Waktu kedatangan akan bersifat acak, bisa berdekatan dengan jadwal check in check out, bisa tengah malam, bisa tengah hari atau kapan saja. Bagi yang memiliki tingkat ekonomi yang mencukupi maka kapan saja check in tidak ada masalah. Namun bagi yang bertingkat ekonomi menengah ke bawah maka jam kedatangan ke hotel akan menjadi masalah tersendiri. Apabila kedatangan di hotel beberapa jam sebelum jadwal check in check out maka tamu tersebut akan rela menunggu beberapa jam di loby demi menghemat pengeluaran tarif harian mengingat apabila langsung check in akan terkena biaya 1 hari walaupun efektifnya Cuma 2 atau 3 jam saja. Demikian juga bila tamu yang paspasan tersebut berniat check out pada beberapa jam setelah jadwal check out maka tamu tersebut akan buru-buru bersiap-siap keluar kamar mengejar waktu sebelum jadwal check out demi menghemat pengeluaran karena bila terlambat maka biaya akan bertamabah 1 hari.

Oleh karenq itu, dibutuhkan kerjasama yang baik antara manajemen hotel dengan konsumen di mana tarif hotel dibuat berdasarkan jumlah jam pemakaian. Artinya kapanpun tamu check in maka di saat itu dimulai perhitungan jam pemakaian. Jadwal check in dan check out dihapuskan saja dan diganti dengan model total jam pemakaian. Jadi tarif pemakaian tidak terikat pada per24jam lagi tapi terikat pada berapa jam pemakaian seperti 28 jam atau 50 jam misalnya.

Dengan demikian maka tidak akan terlihat lagi pemandangan tamu transit di loby atau kantin dengan tas besar menunggu jadwal check in check out. Dan layananpun bisa maksimal untuk mendukung dunia pariwisata.

Salam reformasi
Rahmad Daulay
5 juni 2014.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar