Sering dilakukan razia untuk
mencari pelajar jahat, atau paling tidak mencari pelajar tidak baik. Di jalanan
petugas melakukan razia kenderaan yang tidak dilengkapi SIM atau STNK. Di
sekolah sering dilakukan razia merokok, razia narkoba, razia HP.
Pada beberapa kasus akibat dari
kelaukan para pelajar tidak baik ini memberi akibat pada semua orang.
Adanya anak di bawah umur
berkendara dengan tidak baik bahkan menimbulkan kecelakaan bagi orang lain
mengakibatkan adanya larangan membawa kenderaan bagi para pelajar. Padahal
tidak semua pelajar berkendara tidak baik. Sebagian di antaranya memiliki
kelengkapan surat menyurat dan berkendara dengan sangat baik dan sangat mahir.
Adanya anak di bawah umur
beradegam mesum dan merekam dengan Hpnya di sekolah dan berseragam sekolah
telah mengakibatkan dilarangnya semua pelajar membawa HP ke sekolah. Padahal sebagian
pelajar justru mempergunakan HP dengan baik dan benar. Apalagi sekarang ini HP
merupakan alat komunikasi yang sangat penting dan sudah termasuk kebutuhan
primer.
Kalau dipikir-pikir, secara umum
bahwa anak berkelakuan tidak baik ini paling banter hanya 1/3 bagian atau 33 %.
Sedangakan anak baik-baik juga paling banter 1/3 bagian atau 33 %. Sedangkan
sisanya 1/3 bagian lagi atau 33 % lagi adalah kategori plin plan atau kadang
baik kadang tidak baik atau ikut-ikutan. Ikut-ikutan maksudnya ketika berada
pada lingkungan baik-baik dia menjadi baik tapi ketika berada pada lingkungan
tidak baik dia juga ikutan tidak baik. Razia sering dilakukan untuk mencari
orang berkategori tidak baik ini.
Apa untungnya mencari orang tidak
baik ? Bukankah lebih berguna bila dilakukan pencarian orang baik ?
Bila kita teliti lebih lanjut,
justru pelajar berkategori tidak baik ini lebih banyak melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi. Sedangkan pelajar berkategori baik ini dengan berbagai
alasan terutam alasan ekonomi justru tidak bisa melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan tinggi. Bangsa ini akan merugi apabila pelajar berkategori
baik tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Bangsa ini akan berdosa bila
pelajar berkategori baik ini terdampar di emperan peradaban.
Di sinilah urgensi merazia
pelajar yang berkategori baik agar bisa disusun program untuk mendukung para
pelajar berkategori baik ini agar bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi.
Merazia dan memelihara 1 orang
pelajar berkategori baik jauh lebih berguna daripada merazia 100 orang pelajar
tidak baik yang pada umumnya sulit dan jarang untuk bertobat menjadi orang baik
karena faktor lingkungan dan pembawaan.
Lakukan razia pelajar berkategori
baik, susun program pendukung, merekalah tulang punggung bangsa yang
sebenarnya.
Salam reformasi
Rahmad Daulay
6 november 2013.
- * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar