Rabu, 06 November 2013

Razia Pelajar Baik


Sering dilakukan razia untuk mencari pelajar jahat, atau paling tidak mencari pelajar tidak baik. Di jalanan petugas melakukan razia kenderaan yang tidak dilengkapi SIM atau STNK. Di sekolah sering dilakukan razia merokok, razia narkoba, razia HP.

Pada beberapa kasus akibat dari kelaukan para pelajar tidak baik ini memberi akibat pada semua orang.

Adanya anak di bawah umur berkendara dengan tidak baik bahkan menimbulkan kecelakaan bagi orang lain mengakibatkan adanya larangan membawa kenderaan bagi para pelajar. Padahal tidak semua pelajar berkendara tidak baik. Sebagian di antaranya memiliki kelengkapan surat menyurat dan berkendara dengan sangat baik dan sangat mahir.

Adanya anak di bawah umur beradegam mesum dan merekam dengan Hpnya di sekolah dan berseragam sekolah telah mengakibatkan dilarangnya semua pelajar membawa HP ke sekolah. Padahal sebagian pelajar justru mempergunakan HP dengan baik dan benar. Apalagi sekarang ini HP merupakan alat komunikasi yang sangat penting dan sudah termasuk kebutuhan primer.


Kalau dipikir-pikir, secara umum bahwa anak berkelakuan tidak baik ini paling banter hanya 1/3 bagian atau 33 %. Sedangakan anak baik-baik juga paling banter 1/3 bagian atau 33 %. Sedangkan sisanya 1/3 bagian lagi atau 33 % lagi adalah kategori plin plan atau kadang baik kadang tidak baik atau ikut-ikutan. Ikut-ikutan maksudnya ketika berada pada lingkungan baik-baik dia menjadi baik tapi ketika berada pada lingkungan tidak baik dia juga ikutan tidak baik. Razia sering dilakukan untuk mencari orang berkategori tidak baik ini.

Apa untungnya mencari orang tidak baik ? Bukankah lebih berguna bila dilakukan pencarian orang baik ?

Bila kita teliti lebih lanjut, justru pelajar berkategori tidak baik ini lebih banyak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan pelajar berkategori baik ini dengan berbagai alasan terutam alasan ekonomi justru tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Bangsa ini akan merugi apabila pelajar berkategori baik tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Bangsa ini akan berdosa bila pelajar berkategori baik ini terdampar di emperan peradaban.

Di sinilah urgensi merazia pelajar yang berkategori baik agar bisa disusun program untuk mendukung para pelajar berkategori baik ini agar bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Merazia dan memelihara 1 orang pelajar berkategori baik jauh lebih berguna daripada merazia 100 orang pelajar tidak baik yang pada umumnya sulit dan jarang untuk bertobat menjadi orang baik karena faktor lingkungan dan pembawaan.

Lakukan razia pelajar berkategori baik, susun program pendukung, merekalah tulang punggung bangsa yang sebenarnya.

Salam reformasi

Rahmad Daulay

6 november 2013.

  •   *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar