Rabu, 09 Januari 2013

Solusi Banjir Menyeluruh


 
Beberapa bulan terakhir ini hampir di semua daerah mengalami curah hujan tinggi. Ada yang mengkambinghitamkan sebagai siklus 5 tahunan. Yang lain menyatakan penguapan air laut yang menjadi cikal bakal awan bergerak ke daratan dan jatuh sebagai air hujan. ketidakseimbangan air hujan yang turun dan daya tampung sungai menyebabkan terjadinya banjir.

Ketika terjadi banjir, apakah yang terpikirkan oleh pihak berwenang di bidang banjir-membanjir ? Pada umumnya solusi yang ditawarkan adalah solusi hilir berupa : normalisasi sungai, memperbesar daya tampung sungai, pembersihan paret, dan lainnya.

Pernahkah terpikirkan oleh kita solusi hulu berupa peningkatan daya serap tanah terhadap air ?


Banjir terjadi akibat ketidakmampuan tanah menyerap air sehingga air mengalir di atas tanah menuju daerah yang lebih rendah. Bayangkan bila hujan lebat dan lama terjadi di dataran tinggi seperti pegunungan dan perbukitan yang juga merupakan hulu sungai di mana daya serap tanah terhadap air rendah. Air akan mengalir di atas tanah, sebagian jatuh ke sungai. Debit air yang mengalir dari dataran tinggi akan semakin besar menuju dataran rendah. Maka terjadilah banjir, sebagian menjadi banjir bandang, tanah longsor, sungai meluap, jembatan hancur diterjang air sungai yang sering membawa sampah berupa balok kayu besar. Sungai yang di musim kemarau hanya berkedalaman 10 cm, sewaktu banjir kedalamannya bisa mencapai 5 meter dan menghanyutkan jembatan di atasnya. Kerugian materil dan nonmateril sudah tak terpikirkan lagi.

Setiap tahun banjir melanda, dan setiap tahun kita terus lupa bagaimana mewujudkan solusinya agar banjir tidak terjadi lagi.

Banjir saat ini harus jadi momentum. Beberapa solusi hulu yang bisa efektif adalah secara umum meningkatkan daya serap tanah terhadap air mulai dari hulu sampai hilir aliran air. Mulai dari pegunungan sampai dataran rendah.

Dataran tinggi berupa pegunungan sudah banyak yang gundul atau kritis oleh berbagai sebab. Tak perlu lagi membahas kenapa sampai gundul atau kritis. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana supaya secepat mungkin kembali hijau. Bisa dengan menanam pohon atau buah yang cepat berbuah dan buahnya banyak dan ditanam pada daerah tertinggi sehingga bila berbuah dan buahnya jatuh ke tanah bisa menyebar secara alami ke daerah sekitarnya. Proyek reboisasi yang biasanya ditender terbuka tidak memperlihatkan hasilnya, mungkin karena terlalu rumit dan mahal. Perlu dipikirkan untuk merubah bentuk proyek reboisasi menjadi PNPM reboisasi yang dilakukan langsung oleh masyarakat sekitarnya. PNPM infrastruktur terbukti efektif memenuhi kebutuhan infrastruktur paling mendasar masyarakat. PNPM reboisasi perlu dicoba untuk menghijaukan dataran tinggi terutama pegunungan. Bisa juga dengan membuat program pinjam pakai untuk cetak sawah ladang pada seluruh lahan gundul/lahan kritis/lahan kosong.

Pada daerah aliran sungai juga merupakan daerah serapan air. Daerah aliran sungai harus dihijaukan dengan menanami tanaman yang punya kemampuan meyerap air tinggi. Penghijauan daerah aliran sungai bisa dilakukan dengan program PNPM reboisasi yang dilaksanakan oleh masyarakat sekitar daerah aliran sungai.
Pada daerah aliran sungai yang memiliki daerah cekungan yang banyak dan dalam bisa dibuat saluran pembagi air sehingga air melimpah dari sungai bisa dialirkan ke daerah cekungan sehingga menyerupai danau buatan.

Apakah daerah dataran rendah yang pada umumnya merupakan daerah permukiman penduduk bisa juga jadi daerah serapan air ? Bisa. Semua lahan kosong harus dihijaukan. Lahan kosong tak bertuan dijadikan lahan terbuka hijau. Lahan milik pemerintah yang tidak dipakai juga dijadikan lahan terbuka hijau. Tanah milik masyarakat yang tidak dipakai diharuskan untuk ditanami sendiri atau dipinjamkan pada orang lain untuk ditanami dengan pola bagi hasil. Halaman rumah masyarakat yang masih memungkinkan untuk ditanami agar diwajibkan menanam pohon yang besar kecil dan jumlah pohonnnya disesuaikan dengan luas tanah. Bisa dibuat program 1 rumah minimal 1 pohon. Apalagi dengan adanya teknologi biopori maka semua daerah harus dibanjiri dengan biopori. Alat pembuat biopori bisa dipinjamkan oleh pemerintah kepada semua masyarakat melalui perangkat desa dan kelurahan. Untuk daerah dataran rendah dan permukiman ini bisa dibuat program PNPM reboisasi permukiman.

Dana PNPM reboisasi ini penting mengingat dana merupakan penggerak utama terwujudnya peningkatan daya serap tanah terhadap air.

Setelah meningkatkan daya serap tanah terhadap air kemudian dipikirkan untuk melancarkan aliran air baik melalui sungai maupun saluran kecil dan drainase. Kendala klasik adalah tumpukan sampah dan sedimen membuat kemampuan sungai dan drainase untuk mengalirkan air menjadi berkurang. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Upaya ini harus diimbangi dengan perbaikan manajemen pengangkutan sampah dan pengolahan sampah. Serta memanfaatkan pengaruh tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam upaya penyadaran masyarakat tersebut.  Di samping itu perlu dipersempit kesempatan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan di drainase dengan membuat tutup drainase yang bisa dibuka pasang.

Solusi banjir dalam bentuk kombinasi solusi hulu hilir harus dilaksanakan tahun ini juga. PNPM reboisasi adalah solusinya.

Salam reformasi.

Rahmad Daulay

·           *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar