Pada waktu menonton acara salah satu
TV swasta tentang bahasa Indonesia, saya dibuat prihatin dengan komentar
beberapa pakar bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia sudah
menjadi bahasa keempat setelah bahasa Inggris, bahasa Jepang dan bahasa
Mandarin. Apalagi apabila kita melihat iklan lowongan pekerjaan di berbagai
media yang sering mencantumkan persyaratan keterampilan bahasa asing terutama
bahasa Inggris, bahasa Jepang dan bahasa Mandarin.
Saya melihat penyebab dari
terpinggirkannya bahasa Indonesia di negaranya sendiri justru akibat dari para
pakar bahasa Indonesia yang berpikiran sempit dan menjadikan bahsa Indonesia
sebagai bahasa yang tidak berkembang dan tidak sesuai dengan zaman..
Bila kita bedah anatomi dari
perbendaharaan bahasa Indonesia , akan terlihat bahwa apabila bahasa dasar
adalah bahasa melayu maka bahasa selain bahasa melayu merupakan perbendaharaan
kata asing yang diindonesiakan. Dan ternyata bahasa asing yang diindonesiakan
memiliki persentase yang sangat banyak melebihi perbendahaan bahasa melayu itu
sendiri. Artinya dulu bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka dan menerima
perbendahaan bahasa asing yang banyakdigunakan pada masa itu.
Bagaimana dengan sekarang ?
Sekarang sudah jarang terjadi proses
pengindonesiaan sebuah kata yang lagi banyak digunakan seperti handpone, bisa
saja diindonesiakan menjadi henpon misalnya. Di banyak tempat, malah di semua
tempat masih menuliskan kata aslinya. Yang terjadi justru sumpah serapah para
pakar bahasa Indonesia yang menyalahkan kemajuan zaman melindas bahasa
Indonesia yang mereka pakari.
Saya tidak tahu kementrian mana yang
menanggungjawabi masalah pengindonesiaan kata – kata / istilah asing tapi
menurut saya sudah sangat mendesak untuk dilakukan.
Walaupun kita tidak menyukai
malaysia dengan segala tingkah sombongnya tapi malaysia justru lebih piawai
memperkaya bahasa malaysia dengan mengadopsi kata / istilah bahasa asing
menjadi bahasa malaysia .
Salam reformasi
Rahmad Daulay
6 September 2010
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar