Jumat, 30 November 2012

UMP DKI : antara tantangan dan peluang



UMP DKI tahun 2012 sebesar 2,2 juta rupiah. Beberapa pengusaha protes dan berencana utk merelokasi pabriknya, merumahkan atau PHK sebagian buruh..

Pada beberapa dialog di media elektronik terungkap bahwa keluhan terbesar perusahaan ternyata bukan upah buruh tapi lebih pada buruknya infrastruktur dan biaya politik dan bila kedua masalah ini bisa diatasi maka perusahaan bisa menggaji lebih besar para buruhnya.

Bila dilihat ke sisi lain ternyata sebagian besar buruh ternyata tidak tinggal di DKI, tapi masih di sekitar Jabodetabek yang memiliki standar biaya hidup yang mirip DKI. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab pada jam-jam tertentu terjadi kemacetan terutama karena para buruh terdidik yang tak mau disebut buruh tapi karyawan atau dengan istilah yang lebih keren yaitu para profesional, biasanya memiliki kenderaan sendiri pergi ke tempat kerja.


Upah, macet, standar biaya hidup merupakan sebuah lingkaran.

Dari perspektif wilayah, memiliki pabrik di DKI sudah barang tentu akan memiliki buruh yang harus hidup dengan standar DKI juga. Saya melihat bahwa sudah waktunya mengkaji untuk membangun sebuah kawasan khusus industri di suatu daerah di luar Jabodetabek yang memiliki standar biaya hidup yang cukup rendah di mana kawasan khusus industri ini dilengkapi dengan fasilitas perumahan untuk buruh/karyawan/profesional, fasilitas perbelanjaan, rumah sakit, olah raga, sekolah dan sarana transportasi bila perlu jalan tol langsung ke pelabuhan laut dalam rangka pemasaran produk. Kawasan khusus industri ini bisa menjadi lokasi alternatif untuk pabrik baru atau relokasi pabrik lama. Dan kawasan khusus industri ini harus disebar di banyak tempat bukan hanya berdekatan dengan Jabodetabek tapi juga berdekatan dengan beberapa kota besar industri seperti Surabaya, Semarang, Medan danUjung pandang. Dan kawasan ini harus steril dari politik mengingat biaya politik menjadi salah satu permasalahan yang paling dikeluhkan sehingga kawasan ini jangan berada di bawah struktur pemerintahan biasa tapi di bawah sebuah struktur otorita industri.

Bilamana standar biaya hidup masih normal, steril politik, biaya transportasi murah dan bila perlu bisa jalan kaki, pengeluaran utk biaya perawatan kesehatan dijamin jamsostek, tentunya upah buruh bukan menjadi masalah lagi bagi perusahaan.

Salam reformasi.

Rahmad Daulay

30 november 2012.

·           *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar