Senin, 26 November 2012

TKI dan Potensi Dana Negara Arab


Ketika menyebut kata “Negara Arab” maka pikiran kita akan memprioritaskan pada ingatan tentang TKI dengan segala dukanya.

Saya tidak akan membahas tentang TKI. Saya justru akan memberi alternatif penyelesaian atas usulan penghentian TKI untuk selama-lamanya.

Rezim Hosni Mubarak jatuh dengan dugaan memiliki kekayaan yang setara dengan 650 trilyun. Hampir setara dengan sepertiga kali hutang luar negeri kita. Namun rezim Hosni Mubarak juga meninggalkan warisan peraturan yang mewajibkan minimal 51 % saham pertambangan terutama minyak harus dimiliki oleh negara. Tentunya antara kekayaan dan peraturan tersebut memiliki kaitan erat.


Hosni Mubarak bukan representasi Negara Arab. Namun dari kisah Hosni Mubarak kita bisa melihat satu sisi penting dari Negara Arab. Sisi pentingnya adalah Negara Arab merupakan sumber potensi kapital yang tiada duanya. Dan potensi ini belum dapat kita manfaatkan secara maksimal.

Sudah waktunya untuk memikirkan bagaimana sumber dan potensi kapital Negara Arab bisa kita manfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, bukan dengan ekspor TKI. Potensi kapital Negara Arab harus ditarik ke Indonesia dalam bentuk profit dan non profit. Banyak aspek profit yang bisa dikerjasamakan dengan negara Arab, salah satunya adalah investasi perbankan syariah. Konon kabarnya deposito para raja minyak Negara Arab di perbankan Eropa dan AS bunga banknya tidak diambil dengan alasan haram/riba  Dan banyak aspek non profit yang bisa dikerjasamakan dengan negara Arab, salah satunya adalah pembinaan pendidikan Islam. Bila perlu dibentuk kelembagaan pasar bebas Indonesia-Negara Arab sebagai salah satu upaya menjalin dan mengundang aliran kapital Negara Arab ke Indonesia. Juga dengan memperkuat kedutaan, konsul jenderal, atase perdagangan dan semua asosiasi pengusaha seperti Hipmi dan Kadin untuk lebih agresif menjalin hubungan kerjasama profit dan nonprofit dengan negara Arab.

Saya yakin dan percaya bahwa para raja minyak di negara Arab kebingungan untuk mengelola kekayaannya. Dan ini merupakan peluang untuk kita untuk melahirkan investasi negara Arab ke Indonesia. Investasi akan identik dengan lapangan kerja baru.

Salam reformasi.

Rahmad Daulay

1 oktober 2011.

*   *   *. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar