Ketika menyebut kata “Negara Arab”
maka pikiran kita akan memprioritaskan pada ingatan tentang TKI dengan segala
dukanya.
Saya tidak akan membahas tentang
TKI. Saya justru akan memberi alternatif penyelesaian atas usulan penghentian
TKI untuk selama-lamanya.
Rezim Hosni Mubarak jatuh dengan
dugaan memiliki kekayaan yang setara dengan 650 trilyun. Hampir setara dengan sepertiga
kali hutang luar negeri kita. Namun rezim Hosni Mubarak juga meninggalkan
warisan peraturan yang mewajibkan minimal 51 % saham pertambangan terutama
minyak harus dimiliki oleh negara. Tentunya antara kekayaan dan peraturan
tersebut memiliki kaitan erat.
Hosni Mubarak bukan representasi Negara
Arab. Namun dari kisah Hosni Mubarak kita bisa melihat satu sisi penting dari Negara
Arab. Sisi pentingnya adalah Negara Arab merupakan sumber potensi kapital yang
tiada duanya. Dan potensi ini belum dapat kita manfaatkan secara maksimal.
Sudah waktunya untuk memikirkan
bagaimana sumber dan potensi kapital Negara Arab bisa kita manfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat, bukan dengan ekspor TKI. Potensi kapital Negara Arab
harus ditarik ke Indonesia
dalam bentuk profit dan non profit. Banyak aspek profit yang bisa
dikerjasamakan dengan negara Arab, salah satunya adalah investasi perbankan
syariah. Konon kabarnya deposito para raja minyak Negara Arab di perbankan
Eropa dan AS bunga banknya tidak diambil dengan alasan haram/riba Dan banyak aspek non profit yang bisa
dikerjasamakan dengan negara Arab, salah satunya adalah pembinaan pendidikan
Islam. Bila perlu dibentuk kelembagaan pasar bebas Indonesia-Negara Arab
sebagai salah satu upaya menjalin dan mengundang aliran kapital Negara Arab ke Indonesia .
Juga dengan memperkuat kedutaan, konsul jenderal, atase perdagangan dan semua
asosiasi pengusaha seperti Hipmi dan Kadin untuk lebih agresif menjalin
hubungan kerjasama profit dan nonprofit dengan negara Arab.
Saya yakin dan percaya bahwa para
raja minyak di negara Arab kebingungan untuk mengelola kekayaannya. Dan ini merupakan
peluang untuk kita untuk melahirkan investasi negara Arab ke Indonesia . Investasi akan identik
dengan lapangan kerja baru.
Salam reformasi.
Rahmad Daulay
1 oktober 2011.
* * *.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar