Garam ternyata diimpor, ini
namanya bikin malu negara. Apa kata
dunia ? Apa kata malaysia ? Ssssssssssssssttttttttt, jangan – jangan ngimpornya
dari malaysia, apa iya ?
Lautan kita begitu luas, lebih dari dua pertiga wilayah Indonesia merupakan
lautan, volumenya sanggup menenggelamkan seluruh daratan Indonesia. Pantainya
juga panjang, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Dengan luas
laut dan panjang garis pantai yang tak tertandingi ini ternyata kita mengimpor
garam, walaaahhhhh.........
Sudahlah, jangan disesali, cepat beraksi. Lakukan pemetaan potensi tambak produksi
garam, berikan edukasi dan pendampingan kepada masayarakat bagaimana teknis
memproduksi garam. Kerahkan para pelajar yang tidak ingin lagi meneruskan ke
pendidikan tinggi. Dan bila perlu dirikan SMK kelautan yang salah satu jurusannya
adalah budi daya garam, dirikan di seluruh wilayah potensi produksi garam.
Susun pola distribusi dan pemasaran. Berikan pinjaman lunak sebagai stimulus
berwirausaha garam.
Dan produksi garam bukanlah teknologi yang muluk – muluk.
Siapa yang diharapkan bisa mempelopori gerakan swasembada garam ini ?
Jangan pernah berharap kepada pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah
hanya sibuk memikirkan pemilukada demi pemilukada, bagi – bagi proyek dan bagi
– bagi jabatan.
Kita sangat berharap kepada instansi pemerintah pusat, dalam hal ini
dipelopori oleh Kementrian Kelautan untuk berkoordinasi dengan perguruan tinggi
terkait dan beberapa LSM pusat maupun lokal untuk menyusun rencana dan langkah
– langkah gerakan swasembada garam. Balai Latihan Kerja juga bisa dikerahkan
untuk memberi pelatihan budidaya garam. Pemerintah daerah yang berminat untuk
bergabung bisa bekerjasama dengan format dana alokasi khusus bidang produksi
garam dan disertai syarat proposal yang layak secara teknis dan ekonomis.
Garam sehat, negara kuat.
Salam reformasi
Rahmad Daulay
24 september 2010.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar