Selasa, 06 November 2012

KPK (untuk kesekian kalinya)



Kembali KPK bergesekan dengan Polri, insiden jum'at malam 5 oktober 2012. Saya tidak tahu apakah istilah insiden tepat utk digunakan, atau apalah istilahnya, yg pasti situasinya tidak baik.
Sangat sulit utk mengambil posisi tidak mendukung KPK terutama setelah melihat perkembangan terakhir ini, namun kita semua tidak boleh meninggalkan objektifitas dalam melihat perkembangan gesekan ini.

Benarkah KPK dilemahkan ? Bernarkah KPK diserang ? Kalau Polri yg dilemahkan kenapa tidak ada yg mendukung ? Seolah kalau mendukung KPK maka kita menyalahkan Polri ? Seolah kalau mengkritisi KPK maka akan dicap anti pemberantasan korupsi dan anti reformasi..



Saya sendiri sering mengkritisi KPK bukan berarti tidak mendukung pemberantasan korupsi. Beberapa teman mengkritik pedas pada saya. Padahal saya hanya ingin kita kembali pada tujuan awal pembentukan lembaga KPK.

Saya tidak ingin membahas tujuan pembentukan KPK, semua itu sudah banyak dibahas di media cetak maupun elektronik. Juga banyak tertulis pada UU KPK. Saya hanya berharap agar semua berjalan pada relnya masing-masing dan tidak terjadi pengkultusan mengatasi logika.

Mari kita intropeksi, KPK mari introspeksi, kenapa sampai terjadi semua ini, apakah ada yg salah dengan konsep dan metode serta aksi pemberantasan korupsi ? Kenapa heroisme pemberantasan korupsi selain menghasilkan reaksi dahsyat, juga tak pernah bisa mengurangi volume dan kualitas korupsi ? Bahkan utk menyetop korupsi kelas teri pun sulit utk diharapkan.

Saya melihat bahwa drama ini masih akan terus berlanjut, dengan lakon yg akan berubah terus. Gesekan ini masih akan saling mengkait dengan kondisi di luar dan upaya menengahi gesekan ini tidak akan menghasilkan apa-apa, hanya bisa meredam dalam waktu sebentar saja. Sudahlah, biarkan saja gesekan ini terus berlanjut sampai pada skala ekstrem dan terjadi seleksi alam, yg kuat akan menang.

Siapapun pasti akan mendukung upaya pemberantasan korupsi, tinggal bagaimana caranya efektif atau kontraproduktif. Saya menilai dengan pola yg ada sekarang skor masih menempatkan kekalahan pada pihak pemberantas korupsi. Dan ini menurutku wajar terjadi mengingat jam terbang pelaku korupsi jauh di atas jam terbang pemberantas korupsi. Saya sendiri memandang hanya pelaku dan korbannya yg sanggup memberantas korupsi.

Saya sendiri tak banyak berharap. Saya hanya berharap KPK memperkuat diri, penegak hukum yg lain (Polri, Kejaksaan dan lainnya) juga memperkuat diri. Birokrasi masih belum bisa diharapkan karena masih menjadi objek empuk pelaku sekaligus korban korupsi.

Saya hanya berharap KPK secepatnya memaksakan tender proyek online atau yg dkenal dengan LPSE (layanan pengadaan secara elektronik) untuk semua tender proyek instansi pusat dan daerah. Dengan begini diprediksi memperkecil peluang korupsi pengadaan barang/jasa terutama jualk beli proyek. Saya berharap KPK secepatnya merekomendasikan kepada Kemendagri dan Kemenpan utk mengatur pola promosi jabatan instansi pusat dan daerah yg menutup peluang jual beli jabatan dan bisa mengkondisikan para SDM terbaik utk menempati jabatan strategis. Saya hanya bisa berharap KPK dapat merekomendasikan pembentukan sistem pemilu dan pilkada yg murah meriah bebas dari politik biaya tinggi. Bila KPK bisa menyesaikan ketiga masalah ini (jual beli proyek, jual beli jabatan, jual beli suara) maka saya bisa menjamin lebih dari setengah masalah sudah selesai dengan sendirinya karena proses produksi masalah sudah ditutup krannya. Cukup sederhana harapan saya, mungkin karena terlalu sederhana shg KPK tidak akan berpikir ke arah sana.

Toh, kasus simulator sim dan kasus hambalang bergerak di bidang pengadaan barang/jasa.

Terlalu banyak energi yg kita habiskan memandang insiden seperti insiden jum'at malam tersebut. Belum lagi upaya dukung mendukung akan membuat kita lupa bahwa permasalahan bangsa ini bukan hanya semata masalah politik dan pemberantasan korupsi.

Masih banyak masalah lain yg lebih urgen utk kewujudkan kesejahteraan masayarakat namun tidak menjadi prioritas penggunaan energi kita seperti masalah impor pangan, divestasi saham pertambangan, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Saya tidak mengecilkan kasus simulator sim dan hambalang tapi masalah ini hanya pada kisaran ratusan milyar saja. Tapi kalau kita bicara kasus divestasi pertambangan, kita bicara pada angka tirlyunan, bahkan ratusan atau milyaran trilyun.

Salam KPK.
Rahmad Daulay
8 Oktober 2012
*   *   *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar